Kematian Bayi Tinggi di Manokwari, Komisi IX Dorong Pengadaan Alat Medis Lewat DAK Kesehatan

29-05-2025 / KOMISI IX
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, saat melakukan Kunjungan kerja reses ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Manokwari, Rabu, (28/5/2025). Foto: Runi/vel

PARLEMENTARIA, Manokwari - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, menyoroti tingginya angka kematian bayi di Kota Manokwari, Papua Barat, yang disebut lebih tinggi dibandingkan angka kematian ibu. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan alat medis di rumah sakit setempat, khususnya peralatan yang dibutuhkan untuk penanganan bayi baru lahir.

 

"Angka kematian bayi di Manokwari jauh lebih banyak dibanding angka kematian ibu. Salah satu penyebabnya karena peralatan yang tidak mencukupi. Misalnya, ketika ada kasus bayi baru lahir, tidak ada alat pemanas bayi, sehingga perawat harus menggendong bayi tersebut," ujar Nihayatul saat melakukan Kunjungan kerja reses ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Manokwari, Rabu, (28/5/2025).

 

Politisi PKB menkankan permasalahan hari ini yang kita temui harus segera diatasi melalui pengusulan pengadaan alat-alat kesehatan lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Kesehatan. Ia menjelaskan bahwa pengajuan DAK tersebut bisa dimulai pada bulan Juni dan Juli tahun 2026.

 

"Kita dorong agar direktur rumah sakit segera mengusulkan pengadaan alat melalui DAK. Ini penting, karena sebenarnya anggarannya tersedia, tinggal diajukan saja," jelasnya.

 

Selain persoalan alat medis, Nihayatul juga mengungkapkan adanya kendala dalam pembangunan infrastruktur rumah sakit karena kurangnya tenaga konsultan.

 

"Mereka ingin membangun beberapa gedung rumah sakit, tapi tidak tahu harus mulai dari mana karena tidak punya konsultan. Maka saya minta Kementerian Kesehatan memberikan kontak yang bisa membantu mereka, dan difasilitasi pertemuan via Zoom," kata Nihayatul.

 

Kunjungan kerja ke Papua Barat ini bertujuan untuk menyerap langsung persoalan yang ada di lapangan serta memberikan dukungan konkret, bukan sekadar datang tanpa solusi.

 

“Pada dasarnya kami ke sini untuk 'belanja masalah' sekaligus memberikan dukungan nyata. Bisa jadi mereka tahu masalahnya, tapi tidak tahu jalan keluarnya. Di sinilah peran kita untuk menjembatani,” pungkasnya. (rni/aha)

BERITA TERKAIT
Nurhadi Ungkap Banyak Dapur Fiktif di Program MBG, BGN Diminta 'Bersih-Bersih’
14-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menemukan adanya 'dapur fiktif' dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG),...
Kunjungi RSUP, Komisi IX Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan di NTT
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Kupang - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menyampaikan apresiasi atas pengelolaan RSUP dr. Ben Mboi Kupang...
Komisi IX Tegaskan Pentingnya Penyimpanan Memadai di Dapur MBG
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Gorontalo - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, menilai bahwa tidak semua dapur Makan Bergizi Gratis (MBG)...
Komisi IX Pastikan Dukungan Anggaran Pusat untuk Tekan Stunting di NTT
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA,Kupang - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menegaskan komitmen DPR untuk memastikan program dan anggaran dari pemerintah...